
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
««•»»
alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uuna
««•»»
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
««•»»
—those who are humble in their prayers,
««•»»
KHUSYUK DALAM SALATNYA. Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan sifat yang kedua yaitu seorang mukmin yang berbahagia itu, jika salat benar-benar khusyuk dalam salatnya, pikirannya selalu mengingat Tuhan, dan memusatkan semua pikiran dan pancainderanya dan munajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dia menyadari dan merasakan bahwa seorang yang salat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya, maka oleh karena itu seluruh badan dan jiwanya diliputi kekhusyukan, kekhidmatan dan keikhlasan, diselingi dangan rasa takut dan diselubungi dengan penuh harapan kepada Tuhannya.
Maka untuk dapat memenuhi syarat kekhusyukan dalam salatnya, harus memperhatikan tiga perkara.
Mengerti tentang bacaannya,
Supaya ucapan lidahnya dapat diikuti dengan pengertiannya, sesuai dengan ayat
أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?.
(QS. Muhammad [47]:24)
Ingat kepada Allah
Ingat kepada Allah dan takut kepada ancaman-Nya, sesuai dengan Firman-Nya:
وأقم الصلاة لذكري
Dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.
(QS. Thahaa [20]:14)
Bermunajat kepada Allah
Salat berarti munajat kepada Allah, pikirannya dan perasaannya harus selalu mengingat dan jangan lengah atau lalai. Para Ulama berpendapat bahwa salat yang tidak khusyuk sama dengar. tubuh tidak berjiwa. Akan tetapi ketiadaan khusyuk dalam salat tidak membatalkan salat, dan tidak wajib diulang lagi.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya) dengan merendahkan diri penuh perasaan kepada Allah.
««•»»
Indeed (qad is for confirmation) prosperous, victorious, are the believers,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan hadis ini melalui Ibnu Sirin secara Mursal, bahwasanya para sahabat selalu menengadahkan mukanya ke langit jika mereka salat, kemudian turunlah ayat ini. Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Umar yang menceritakan, bahwa ia pernah mengatakan,
"Aku bersesuaian dengan Rabbku dalam empat perkara; antara lain sewaktu firman-Nya berikut ini diturunkan, 'Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.'
(QS. Al Mu'minuun [23]:12).
Kemudian aku mengatakan, 'Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.'"
(QS. Al Mu'minuun [23]:14).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 1]•[AYAT 3]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of118
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=23&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#23:2
•[AYAT 1]•[AYAT 3]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of118
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=23&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#23:2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar