Senin, 20 April 2015

[023] Al Mu'minuun Ayat 020

««•»»
Surah Al Mu'minuun 20

وَشَجَرَةً تَخرُجُ مِن طورِ سَيناءَ تَنبُتُ بِالدُّهنِ وَصِبغٍ لِلآكِلينَ
««•»»
wasyajaratan takhruju min thuuri saynaa-a tanbutu bialdduhni washibghin lilaakiliina
««•»»
Dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.
««•»»
And a tree that grows on Mount Sinai which produces oil and a seasoning for those who eat.
««•»»

Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan selain itu kamu memperoleh pula di dalamnya banyak buah-buahan aneka warna yang dapat di makan dan ada pula dari tanam-tanaman itu yang jadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pohon pala, pohon cengkeh dan sebagainya.

Dan dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari Tursina yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan makanan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan sabun kecantikan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan) dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun tersebut.
««•»»
And, We produced, a tree that grows on Mount of Sinai (read Sīnā’ or Saynā’, indeclinable as it is a proper noun with the feminine ending denoting a location) that produces (read either as tunbitu from the fourth form [anbata], or as tanbutu from the trilateral form [nabata]) oil (bi’l-duhni: in the case of the former [reading of tunbitu] the bā’ [bi-] here would be extra, whereas in the case of the second [reading of tanbutu], it would be [a preposition needed] for the transitive) — and this [tree] is the olive tree, and seasoning for those who eat (wa-sibghin li’l-ākilīna, a supplement to bi’l-duhni, ‘oil’, [that is to say] it is [like] a dye that colours a morsel dipped in it) — and this [seasoning] is the [olive] oil.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 19[AYAT 21]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
20of118
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=23&tAyahNo=20&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#23:20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar